Iran dan Amerika Serikat akan mengadakan putaran baru pembicaraan nuklir di Roma pada hari Sabtu untuk menyelesaikan perselisihan mereka selama beberapa dekade atas tujuan atom Teheran, di bawah bayang-bayang ancaman Presiden Donald Trump untuk melepaskan tindakan militer jika diplomasi gagal.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan utusan Timur Tengah Trump Steve Witkoff akan bernegosiasi secara tidak langsung melalui seorang pejabat Oman yang akan menjangkau pesan antara kedua belah pihak, kata pejabat Iran, seminggu setelah putaran pertama pembicaraan tidak langsung di Muscat yang kedua belah pihak digambarkan sebagai konstruktif.
Araqchi dan Witkoff berinteraksi sebentar di akhir babak pertama, tetapi para pejabat dari kedua negara belum mengadakan negosiasi langsung sejak 2015 di bawah mantan Presiden AS Barack Obama.
Araqchi telah tiba di Roma, menurut sebuah pos di akun Telegram -nya. Dia mengatakan di Moskow pada hari Jumat bahwa Iran percaya mencapai kesepakatan tentang program nuklirnya dengan AS adalah mungkin selama Washington realistis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pos di X mengatakan Teheran “selalu menunjukkan, dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab, komitmennya terhadap diplomasi sebagai cara beradab untuk menyelesaikan masalah”.
“Kami sadar bahwa ini bukan jalan yang halus tetapi kami mengambil setiap langkah dengan mata terbuka, mengandalkan juga pengalaman masa lalu,” kata Esmaeil Baghaei di pos.