Jakarta –
Pengaruh militer yang lebih besar dalam pemerintahan, wartawan di bawah ancaman dan ekonomi yang gagap – enam bulan pertama Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang berkuasa telah memicu lonceng alarm bagi para aktivis yang khawatir akan kembali ke akar otoriter negara itu.
Bulan lalu, parlemen Indonesia mengubah undang-undang yang memungkinkan personel militer tugas aktif untuk bekerja di 14 lembaga negara-naik dari 10-termasuk kantor jaksa agung, yang menurut kelompok hak asasi dapat melemahkan cek hukum pada pelecehan militer.
Keputusan itu membuat para kritikus cemas bahwa demokrasi terbesar ketiga di dunia dapat kembali ke zaman diktator Suharto, yang memerintah Indonesia dengan kepalan tangan besi selama lebih dari tiga dekade.